Keistimewaan Hewan Lebah
Madu dan lebah
memiliki keistimewaan yang luar biasa sehingga tercantum dalam surat tersendiri
di dalam Al-Quran. Kajian khasiat madu secara ilmiah juga telah diteliti oleh
ilmuwan Muslim terkemuka di era keemasan Islam, yakni Ibnu Sina (890-1037).
Bapak kedokteran dunia dan pemikir muslim agung di abad ke-10 M itu tercatatat
sebagai dokter yang mengulas mengenai khasiat madu dari segi kesehatan dan
dunia kedokteran.
Selama ini, orang
lebih mengenal madu sebagai produk lebah yang paling populer dan berkhasiat
dalam mengatasi berbagai penyakit. Namun, jika kita mengambil hikmah dari surat
An-Nahl ayat 69, kita akan mengetahui produk lebah yang dapat dijadikan obat
tidak terbatas hanya pada madu saja. Produk perlebahan selain madu dapat berupa
royal jelly, tepung sari (bee pollen) dan propolis lebah.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam
Al-Quran surah An-Nahl ayat 69 :
ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي
سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ
فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
"Kemudian makanlah dari tiap-tiap
(macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).
Dari perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda kebesaran Tuhan bagi orang yang memikirkan."
[QS. An-Nahl : 69]
Mengutip surat An-Nahl
ayat 69 di atas, dijelaskan bahwa bahan yang dapat dijadikan obat penyembuh
bagi manusia adalah bahan yang keluar dari perut lebah dengan bermacam-macam
warnanya. Pada ayat tersebut juga tidak menyatakan obat untuk spesifik penyakit
tertentu, dan fakta di lapangan membuktikan bahwa berbagai penyakit dapat
disembuhkan melalui produk perlebahan terutama propolis lebah.
Di dalam Al-Quran
diterangkan secara jelas bagaimana lebah diperintah oleh Allah SWT untuk
membuat sarang dengan mengambil makanan (getah) dari berbagai jenis tumbuhan
untuk dijadikan madu dan produk lebah lainnya, termasuk propolis sebagai obat
penyembuh untuk berbagai jenis penyakit. Lebah memang makhluk istimewa, ia
merupakan makhluk Allah SWT yang memberi manfaat dan kenikmatan bagi manusia. Lalu,
apa itu propolis lebah sebenarnya?.
Definisi Propolis
Propolis adalah
material lengket berwarna gelap yang dikumpulkan oleh lebah dari berbagai jenis
tumbuhan, dicampur dengan lilin lebah (wax) dan digunakan untuk membangun
konstruksi sarang lebah (Bankova et al., 2000:3). Kata “propolis” berasal dari
bahasa Yunani, yaitu pro (pertahanan depan, sebelum masuk) dan polis (kota),
yang secara umum bermakna pertahanan kota atau sarang lebah dari benda-benda di
luar sarang (Bankova et al., 2000:3; Scully, 2006:359). Propolis merupakan
subtansi resin alami yang merupakan campuran lilin lebah (wax), gula dan
eksudat tanaman atau getah (Scully, 2006:359). Getah yang menjadi bahan dasar
propolis ini berasal dari bagian tumbuhan penghasil getah yaitu kulit kayu,
tunas, wax, dan pucuk-pucuk daun (de Almaida & Menezes, 2002:6).
Gambar 1. Propolis digunakan sebagai
pelindung sarang lebah terhadap benda- benda asing dari luar.
Lebah madu (Apis
mallifera L.) mengumpulkan resin-resin dari berbagai macam tumbuhan yaitu getah
yang keluar dari kuncup daun dan kulit batang tanaman conifer (golongan pinus).
Lebah kemudian membawa resin tersebut menuju sarang lebah dan mencampur dengan
enzim yang disekresikan dari kelenjar mandibula lebah, meskipun demikian
komponen yang terdapat di dalam propolis tidak mengalami perubahan (Farre et
al., 2004:22).
Produksi propolis per
koloni per tahun diperkirakan antara 10-300 gram, tetapi produksi ini
tergantung jenis lebah, iklim, sumber daya hutan, dan mekanisme pengumpulan
lebah. Propolis dapat langsung dimanfaatkan atau dilakukan pemurnian terlebih
dahulu dengan ekstraksi dan penyaringan (Krell, 1996:16; Farre et al.,
2004:22).
Sifat Fisik Propolis
Propolis merupakan
suatu subtansi resin yang bentuknya lengket seperti lem, lembut dan liat pada
suhu 25°-45°C. Pada suhu kurang dari 15°C dan secara partikuler ketika
dibekukan atau didekatkan pada pendingin, propolis akan berubah menjadi keras
dan rapuh. Propolis akan tetap rapuh meskipun telah dilakukan pemanasan dengan
suhu yang lebih tinggi. Pada suhu di atas 45°C propolis akan menjadi lebih
lengket dan lebih liat. Propolis secara khas akan mencair pada suhu 60°-70°C,
meskipun beberapa propolis titik leburnya mencapai 100°C (Krell, 1996:2).
Variasi warna, komposisi
dan khasiat propolis dapat terjadi karena sumber tanaman yang bermacam-macam.
Propolis berwarna kuning sampai coklat gelap, bahkan transparan tergantung dari
resin asalnya (Krell,1996:2). Selain itu propolis juga secara umum bersifat
tidak beracun, meskipun telah dilaporkan adanya reaksi alergi, tetapi reaksi
ini biasanya hanya sebatas kemerahan pada kulit (de Almaida & Menezes,
2002:6).
Kandungan Kimia Propolis
Propolis kaya akan zat
essensial yang sangat berguna bagi manusia. Komposisi kimia propolis sangat
bervariasi (warna dan aroma) dan erat hubungannya dengan jenis dan umur
tumbuhan serta letak geografis asal propolis (Lotfy, 2006:22). Umumnya propolis
mengandung resin dan balsam yang terdiri atas 55% flavonoid dan asam fenol dan
esternya, 30% lilin lebah (wax), 10% etereal dan minyak aromatis, 5% pollen dan
senyawa organik serta mineral sebesar 5% (Farre et al., 2004:24).
Jenis senyawa kimia
yang terdapat pada propolis sangat kompleks. Berdasarkan analisis kimia
menggunakan metode Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS) yang dilakukan
oleh Greenaway et al. (1990) terhadap propolis yang dihimpun oleh lebah dari
tumbuhan poplar menunjukkan, propolis mengandung berbagai macam senyawa, yaitu:
asam amino, asam alifatik dan esternya, asam aromatik dan esternya, alkohol,
aldehida, khalkon, dihidrokhalkon, flavanon, flavon, hidrokarbon, keton, dan
terpenoid (Sabir, 2005:77).
Gambar 2. Tabel persentase komposisi
propolis
Propolis mengandung
terpen, tanin, vitamin dan mineral dari sekresi kelenjar saliva lebah (Farre et
al., 2004:24). Vitamin yang terkandung dalam propolis adalah vitamin A, B1, B2,
B3, C dan E (Krell, 1996:4; Lotfy, 2006:23). Kandungan mineral propolis adalah
kalsium, magnesium, zat besi, silika, potasium, fosfor, mangan, kobalt, dan
tembaga (Bankova et al., 2000:9; Farre et al., 2004:25).
Propolis kaya akan
berbagai senyawa kimia termasuk asam amino, asam sinamat, alkohol sinnamil,
vanilin, asam kafeat fenetil ester, tetokrisin, isalpinin pinosembrin, krisin,
galangin, asam ferulat, dan senyawa bioflavonoid (flavonoid) yang terkandung
dalam propolis terdiri atas sejumlah besar minyak volatil dan fenolik seperti
flavon, flavonon, dan flavonol (Valcic, et al., 1999:406; Yaghoubi et al.,
2007:46).
Manfaat Propolis
Bagi lebah, propolis
merupakan zat penting yang sangat fundamental yang diperlukan untuk sterilisasi
sarang lebah dari serangan bakteri, jamur dan penyakit. Propolis berfungsi
melindungi seluruh sarang dan tempat lebah ratu menyimpan telurnya dari hama
Bacillus larvae yang menyebabkan kebusukan telur-telurnya. Jadi, propolis tidak
hanya berfungsi sebagai penyegel atau penutup sarang lebah tetapi juga
menghalangi masuknya kuman penyakit (Krell, 1996:1).
Propolis digunakan
oleh bangsa Yunani kuno sebagai bahan terapi untuk melindungi tubuh manusia
dari serangan bakteri, virus, jamur dan radikal bebas. Propolis memiliki
kemampuan farmakologi yang digunakan sebagai bahan anti-inflamasi,
hepatoprotektor, antitumor atau karsinostatik, antimikroba, antivirus,
antifungi, antiprotozoa, anastesi dan regenerasi jaringan (Bankova, et al.,
2000:4; Farre et al., 2004:25; Yaghoubi et al., 2007:45). Selain itu, konsumsi
propolis dapat meningkatkan sistem imun (imunostimultan). Propolis secara
simultan meningkatkan fungsi sistem imun dan secara langsung menghambat
mikroorganisme patogen. Propolis juga telah terbukti efektif melawan strain
bakteri yang resisten terhadap antibiotik, hal ini didasarkan pada kandungan
propolis yang kompleks (Sforcin, et al., 2002:1; Taheri et al., 2005:414).
Sumber Referensi:
- Bankova, V.S., de Castro, S.L., and Marcucci,
M.C. 2000. Propolis: Recent Advances in Chemistry and Plant Origin.
Apidologie. 3: 3-15.
- de Almeida, E.C. & Menezes, H. 2002.
Anti-Inflammatory Activity of Propolis Extract: A Review. J Venom Anim
Toxins. 8 (2).
- Farre, R., Frasquet, I., and Sanchez, A. 2004. El
Propolis y La Salud (Propolis and Human Health). Ars Pharmaceutica. 45
(1): 21-43.
- Krell, R. 1996. Value Added Products From
Beekeeping. United Nations Rome: FAO Agricultural Services.
- Lotfy, M. 2006. Biological Activity of Bee
Propolis in Health and Disease. Asian Pac J Cancer Prev. 7: 22-31.
- Sabir, A. 2005. Respon Inflamasi pada Pulpa Gigi
Tikus setelah Aplikasi Ekstrak Etanol Propolis (EEP). Maj Ked Gigi (Dent
J). 38 (2): 77-83.
- Scully, C.B.E. 2006. Propolis: a Background.
British Dental J. 200 (7): 359-360.
- Sforcin, J.M., Kaneno, R., and Funari, S.R.C.
2002. Absence of Seasonal Effect on the Immunomodulatory Action of
Brazillian Propolis on Natural Killer Activity. J Venom Anim Toxins. 8
(1).
- Taheri, H.R., Rahmani, H.R., and Pourreza, J.
2005. Humoral Immunity of Broilers is Affected by Oil Extracted Propolis
(OEP) in the Diet. International Journal of Poultry Science. 4 (6):
414-417.
- Valcic, S., Montenegro, G. Mujica, A.M., Avi, G.,
Franzblau, S., Singh, M.P., Maiese, W.M., and Timme, B.N. 1999.
Phytochemical, Morphological, and Biological Investigations of Propolis
Chile. Verlag der Zeitschrift fűr Naturforshchung. 54c: 406-16.
- Yaghoubi, S.M.J., Ghorbani, G.R., Soleimanian,
Z.S., and Satari, R. 2007. Antimicrobial Activity of Iranian Propolis and
Its Chemical Composition. DARU.15(1): 45-48.
terimakasih untuk postingan mengenai lebah yang sangat bermanfaat bagi kita..
ReplyDelete