Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern.
Justru Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan research dan
bereksperimen dalam hal apapun, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai positif dan negatif
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi mempunyai positif, yakni dapat memperbaiki kualitas
hidup manusia. Berbagai sarana misalnya: modern industri, komunikasi, dan
transportasi, terbukti amat bermanfaat. Setelah ditemukannya mesin jahit, dalam
1 menit bisa dilakukan sekitar 7000 tusukan jarum jahit. Bandingkan kalau kita
menjahit dengan tangan, hanya bisa 23 tusukan per menit. Dahulu orang naik haji
dengan kapal laut bisa memakan waktu 17-20 hari untuk sampai ke Jeddah. Sekarang
dengan naik pesawat terbang kita hanya perlu 12 jam saja untuk sampai ke
Jeddah.
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi juga mempunyai dampak negatif karena merugikan dan
membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Misalnya : bom atom telah menewaskan
ratusan ribu manusia di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Kloning hewan
rintisan Ian Willmut yang sukses menghasilkan domba kloning bernama Dolly,
akhir-akhir ini diterapkan pada manusia (human cloning). Teknologi internet
disalah gunakan sebagai sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya (cyber
crime) dan untuk mengakses pornografi, kekerasan, dan perjudian.
Di sinilah, peran agama
sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk ditengok kembali. Dapatkah
agama memberi tuntunan agar kita memperoleh dampak iptek yang positif saja,
seraya mengeliminasi dampak negatifnya semiminal mungkin ?.
Pengertian Teknologi
Teknologi adalah kemampuan teknik dalam pengertiannya yang
utuh dan menyeluruh, bertopang kepada pengetahuan ilmu‑ilmu alam yang bersandar
kepada proses teknis tertentu. Sedangkan teknik adalah pengetahuan dan
kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan dengan hasil industri (bangunan,
mesin dsb).
Istilah teknik, berasal dari bahasa
Yunani teknikos, artinya dibuat dengan keahlian. Secara luas, teknik
adalah semua manifestasi dalam arti materiil yang lahir dari daya cipta manusia
untuk membuat segala sesuatu yang bermanfaat guna mempertahankan kehidupan.
Dalam arti klasik teknik adalah ilmu pengetahuan dalam pengertian luas, yang
bertopang kepada ilmu‑ilmu alam dan eksakta yang mewujudkan ilmu‑ilmu :
perencanaan, konstruksi, pengamanan, utilitas, tepat guna, dan sebagainya dari
semua bangunan teknik, sipil maupun militer.
Hubungan Agama dan IPTEK
Berdasarkan tinjauan
ideologi yang mendasari hubungan keduanya, terdapat 3 (tiga) jenis paradigma :
Pertama,paradagima sekuler,
yaitu paradigma yang memandang agama dan iptek adalah terpisah satu sama lain.
Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat, agama telah dipisahkan dari kehidupan
.Agama tidak dinafikan eksistensinya, tapi hanya dibatasi perannya dalam
hubungan pribadi manusia dengan tuhannya. Agama tidak mengatur kehidupan
umum/publik. Paradigma ini memandang agama dan iptek tidak bisa mencampuri dan
mengintervensi yang lainnya.
Kedua, paradigma sosialis,
yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang menafikan eksistensi agama sama
sekali. Agama itu tidak ada, tidak ada hubungan dan kaitan apa pun dengan
iptek. Iptek bisa berjalan secara independen dan lepas secara total dari agama.
Paradigma ini mirip dengan paradigma sekuler di atas, tapi lebih ekstrem. Dalam
paradigma sekuler, agama berfungsi secara sekularistik, yaitu tidak dinafikan
keberadaannya, tapi hanya dibatasi perannya dalam hubungan vertikal
manusia-tuhan. Sedang dalam paradigma sosialis, agama dipandang secara
ateistik, yaitu dianggap tidak ada dan dibuang sama sekali dari kehidupan.
Berdasarkan paradigma sosialis ini, maka agama tidak ada sangkut pautnya sama
sekali dengan iptek.
Ketiga, paradigma Islam,
yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan.
Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan. Aqidah Islam –yang
terwujud dalam apa-apa yang ada dalam al-Qur`an dan al-Hadits– menjadi qa’idah
fikriyah (landasan pemikiran), yaitu suatu asas yang di atasnya dibangun
seluruh bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia (An-Nabhani,
2001).paradigma ini memerintahkan manusia untuk membangun segala pemikirannya
berdasarkan Aqidah Islam, bukan lepas dari aqidah itu. Ini bisa kita pahami dari
ayat pertama surah Al’Alaq ayat yang artinya “Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu Yang menciptakan.” Ayat ini berarti manusia telah diperintahkan untuk
membaca guna memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala
pemikirannya itu tidak boleh lepas dari Aqidah Islaminilah paradigma Islam yang
menjadikan Aqidah Islam sebagai dasar segala pengetahuan seorang muslim.
Paradigma inilah yang telah mencetak muslim-muslim yang taat dan shaleh tapi
sekaligus cerdas dalam iptek.
Peranan Islam
Dalam IPTEK
Peran pertama yang dimainkan Islam dalam iptek, yaitu aqidah Islam harus
dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah paradigma Islam
sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah Saw. Paradigma Islam inilah yang
seharusnya diadopsi oleh kaum muslimin saat ini, bukan paradigma sekuler
seperti yang ada sekarang. Paradigma sekuler inilah yang bisa menjelaskan,
mengapa di dalam sistem pendidikan yang diikuti orang Islam diajarkan sistem
ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal halal haram. Eksistensi
paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan konsep
pengetahuan yang bertentangan dengan keyakinan dan keimanan muslim. Misalnya
Teori Darwin yang dusta dan sekaligus bertolak belakang dengan Aqidah Islam.
Kekeliruan paradigmatis ini harus dikoreksi, perlu perubahan fundamental dan
perombakan total. Mengganti paradigma sekuler yang ada saat ini, dengan
paradigma Islam yang memandang bahwa Aqidah Islam yang seharusnya dijadikan
basis bagi bangunan ilmu pengetahuan manusia.
Konsep iptek wajib bersumber kepada al-Qur`an dan al-Hadits. Jika suatu konsep
iptek bertentangan dengan al-Qur`an dan al-Hadits, maka konsep itu berarti
harus ditolak. Misalnya saja Teori Darwin yang menyatakan bahwa manusia adalah
hasil evolusi dari organisme sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi
melalui seleksi alam menjadi organisme yang lebih kompleks hingga menjadi
manusia modern sekarang. Berarti, manusia sekarang bukan keturunan manusia
pertama, Nabi Adam AS, tapi hasil dari evolusi organisme sederhana. Ini
bertentangan dengan firman Allah SWT yang menegaskan, Adam AS adalah manusia
pertama, dan bahwa seluruh manusia sekarang adalah keturunan Adam AS itu, bukan
keturunan makhluk lainnya sebagaimana Teori Darwin.
Peran kedua Islam dalam
perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar
pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib
dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya.
Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam.
Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan adalah yang telah diharamkan
syariah Islam. Kontras dengan ini, adalah apa yang ada di Barat sekarang dan
juga negeri-negeri muslim yang bertaqlid dan mengikuti Barat secara membabi
buta. Selama sesuatu itu bermanfaat, yakni dapat memuaskan kebutuhan manusia,
maka ia dianggap benar dan absah untuk dilaksanakan. Meskipun itu diharamkan
dalam ajaran agama. Keberadaan standar manfaat itulah yang dapat menjelaskan,
mengapa orang Barat mengaplikasikan iptek secara tidak bermoral, tidak
berperikemanusiaan, dan bertentangan dengan nilai agama. Misalnya menggunakan
bom atom untuk membunuh ratusan ribu manusia tak berdosa, memanfaatkan bayi
tabung tanpa melihat moralitas ,mengkloning manusia manusia, mengekploitasi
alam secara serakah walaupun menimbulkan pencemaran yang berbahaya, dan
seterusnya. Karena itu, sudah saatnya standar manfaat yang salah itu dikoreksi
dan diganti dengan standar yang benar. yaitu standar yang bersumber dari
pemilik segala ilmu yang ilmu-Nya. Standar itu adalah segala perintah dan
larangan Allah SWT yang bentuknya secara praktis dan konkret adalah syariah
Islam.
Integrasi
Pendidikan Iman,Takwa,dan IPTEK
Pertama, sebagaimana telah
dikemukakan, iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi
kesejahteraan hidup umat manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan takwa
kepada Allah swt. Sebaliknya, tanpa asas iman dan takwa, iptek bisa disalah
gunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif. Iptek dapat mengancam
nilai-nilai kemanusiaan.
Kedua, pada kenyataannya,
iptek yang menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan pola dan gaya hidup baru
yang bersifat sekularistik, materialistik, dan hedonistik, yang sangat
berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh bangsa kita.
Ketiga, dalam hidupnya,
manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti (kebutuhan jasmani), tetapi juga
membutuhkan iman dan takwa dan nilai-nilai surgawi (kebutuhan spiritual). Oleh
karena itu, penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan
menjadi pincang dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan Tuhan
yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga, lahir dan bathin,
dunia dan akhirat.
Keempat, iman dan takwa menjadi
landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar manusia menggapai
kebahagiaan hidup. Tanpa dasar iman dan takwa, segala atribut duniawi, seperti
harta, pangkat, iptek, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar
manusia meraih kebahagiaan. Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan upaya
mencari ridha Tuhan, hanya akan mengahsilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan
apa-apa selain bayangan palsu (Q.S. An-Nur:39). Maka integrasi iman dan takwa
dan iptek harus diupayakan dalam format yang tepat sehingga keduanya berjalan
seimbang dan dapat mengantar kita meraih kebaikan dunia (hasanah fi al-Dunya)
dan kebaikan akhirat (hasanah fi al-akhirah) seperti do’a yang setiap saat kita
panjatkan kepada Tuhan (Q.S. Al-Baqarah :201).
Alasan Umat Islam
harus menguasai IPTEK
1. Ilmu pengetahuan yg berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh
negara-negara barat. Ini fakta, tdk bisa dipungkiri.
2. Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan IPTEK di
negara-negara Islam. Ini fakta yang tak dapat dipungkiri.
3. Adanya
upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan kemajuan IPTEK-nya,
misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan klasik agar umat Islam sibuk
sendiri, ramai sendiri dan akhirnya bertengkar sendiri.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas
dapat dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek
setidaknya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma
pemikiran dan ilmu pengetahuan. Jadi, paradigma Islam, dan bukannya paradigma
sekuler, yang seharusnya diambil oleh umat Islam dalam membangun struktur ilmu
pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek.
Jika dua peran ini dapat dimainkan oleh umat Islam dengan baik, insyaallah akan
ada berbagai berkah dari Allah kepada umat Islam dan juga seluruh umat manusia.
Tulisan ini bertujuan menjelaskan peran Islam dalam perkembangan dan
pemanfaatan teknologi tersebut.
Referensi :
Great
ReplyDelete